hidup adalah pilihan
Hidup
memang pilihan, manusia memilih untuk hidup sehingga kelak akan
memenuhi dunia ini. Bukan sekadar memenuhi dunia, tapi berusahalah
memenuhi dengan kebaikan.
Saat
terpuruk, kadang sebagai manusia ‘bodoh’ kita menyalahkan Allah
Yangmahapandai, saat diri ini kecewa kita mencari ‘kambing hitam’ agar
terhindar dari kesalahan. Hidup memang pilihan, kita memilihnya untuk
menang atau kita mundur teratur dan menyimpan sepatu kita lalu tidur.
Saat
kenyataan ini begitu pahit, bisa jadi karena polah dan tingkah kita
sendiri, hanya penyesalan yang ada. Hidup memang pilihan, kita sudah
memilihnya seharusnya kita siap juga menanggung semua resikonya.
Saat
orang yang kita sayangi kecewa dengan diri kita yang terlalu ‘bodoh’
untuk menyakitinya, hanya janji yang bisa diobral bahwa diri ini akan
berubah dan berubah. Nyatanya apa? Hidup adalah pilihan, kita pernah
memilih untuk berubah tapi kita juga memilih untuk tidak melakukan
pilihan untuk berubah, maka sudah sepantasnya kecewa dan mengecewakan.
Semua
belum berakhir. Masih banyak waktu untuk bisa memecahkan masalah, masih
ada tempat untuk menyandarkan bahu lelah kita, masih banyak celah untuk
menarus kekecewaan yang pernah kita perbuat, masih terbentang
sungai-sungai untuk mengalirkan amarah kita, masih sangat luas
danau-danau untuk merendam kesalahan kita, masih seluas samudra hindia
untuk meleburkan dosa-dosa kita.
Tinggal, bagaimana pilihan hidup kita sekarang, karena hidup adalah pilihan.
Alkisah, ada seorang pemuda yang mengeluh kepada ayahnya bahwa
hidupnya menderita dan ia tidak tahu jalan keluarnya. Ia lelah berjuang
dan bergumul sepanjang waktu.
Kebetulan ayahnya adalah seorang juru masak. Sang ayah membawa putranya
itu ke dapur. "Ayah, aku bukan mau belajar memasak. Kenapa ayah
membawaku ke dapur?" keluh putranya.
"Anakku, perhatikan saja yang ayah kerjakan", katanyasambil menuangkan
air ke dalam tiga panci berbeda, dan mendidihkannya.Setelah mendidih,
dimasukkannya wortel ke dalam panci pertama, telur ke panci kedua, dan
biji kopi ke panci ketiga. Kira-kira 20 menit kemudian, dengan
hati-hati, sang ayah menuangkan wortel di panci pertama ke sebuah
mangkok yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Lalu, telur ditaruh di
mangkok lain dan air biji kopi dituangkannya ke dalam sebuah gelas.
"Nah. Kamu lihat tadi. Tiga benda, wortel-telur-biji kopi, sama-sama
dimasukkan ke dalam air yang mendidih. Apa yang terjadi? Respons setiap
benda ternyata tidak sama. Pertama, wortel; sebelumnya keras kan? Tetapi setelah dimasukkan ke dalam air mendidih, lama-kelamaan berubah menjadi lunak. Kedua, telur; karena ada dalam kondisi air mendidih, cairan dalam telur yang terlindungi cangkang tipis, akan mengeras. Ketiga,
biji kopi; ia perlahan mengubah kualitas air dan menciptakan sesuatu
yang baru dengan cara melebur menjadi satu dengan sifat air itu. Selain
itu, ia menaburkan wangi semerbak ke sekitarnya.
"Wortel, telur dan biji kopi diibaratkan sebagai tiga macam reaksi manusia terhadap rintangan dan halangan yang harus dihadapinya.
Seperti wortel, saat menemui rintangan, perlahan tapi pasti ia akan
melemah dan akhirnya tak berdaya. Sedangkan telur, saat menghadapi
halangan, akan berubah menjadi pribadi yang keras, kuat, dan tangguh.
Lebih hebatnya lagi, seperti biji kopi, dia mampu melebur dan bahkan
menyebarkan bau wangi berupa kebaikan dan kedermawanan kepada
orang-orang di sekitar pada situasi sesulit apa pun.
"Karena itu, Nak, dalam menjalani hidup ini, tidak peduli menghadapi
rintangan atau halangan apa pun, jangan pernah mengeluh dan bersedih.
Coba pikirkan kembali tiga benda ini. Kamu bisa menjadi wortel, telur,
atau biji kopi. Pilihan ada di tanganmu."
Netter yang Luar Biasa,
Kita tahu, sebuah masalah tidak akan selesai dengan bersedih hati dan berkeluh kesah terus-menerus.
Karena sejatinya, hidup adalah akumulasi dari keputusan-keputusan kecil yang kita buat setiap waktu.
Apapun pilihan keputusan kita, akan menentukan sukses atau gagal di
kemudian hari.Karenanya, mari kita pastikan, terus belajar dan berjuang
agar bijak dalam menentukan pilihan yang kita putuskan sertamampu
membawa kebaikan bagi diri sendiri dan sesama.
Kalau kita bisa memilih bahwa hidup ini adalah perjuangan, kita akan
optimis menyiapkan segala sesuatunya dalam menghadapi apa pun, untuk
menciptakan sukses di kemudian hari.
Salam sukses luar biasa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar